Powered By Blogger

Sabtu, 29 November 2014

Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia

Kepangkatan di Tentara Nasional Indonesia adalah susunan sebutan dan keselarasan jenjang pangkat militer dalam Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara mulai dari tingkat yang tertinggi (Perwira), Bintara, hingga yang terendah (Tamtama). Setiap prajurit diberikan pangkat sesuai dengan keabsahan wewenang dan tanggung jawab dalam hirarki keprajuritan.
Jenjang kepangkatan TNI dimulai saat masih bernama Tentara Keamanan Rakyat. Dari saat dibentuk hingga saat ini, jenjang kepangkatan TNI sudah mengalami beberapa kali perubahan nama pangkat dan jenjangnya.

Sejarah

Pengaturan pangkat dimulai sejak TNI masih bernama TKR (Tentara Keaamanan Rakyat). Berdasarkan Surat Perintah Kepala Markas Tertinggi TKR (MTTKR) tanggal 5 November 1945 yang ditandatangani oleh Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Markas Besar Umum, dikeluarkan sebuah maklumat yang mengatur dan menginstruksikan tentang seragam dan tanda-tanda Tentara Keamanan Rakyat.[1] Karena suasana saat itu masih sangat kekurangan, MTTKR memerintahkan para komandan di Jawa dan Madura untuk memperlengkapi sendiri seragam-seragam untuk para prajurit. Dalam maklumat tersebut diperintahkan bahwa warna seragam tidak diharuskan sama, tetapi tanda pangkat kemiliteran diharuskan sama di seluruh barisan TKR.
Sejak dikeluarkannya maklumat dari Markas Tertinggi TKR hingga keluarnya keputusan KASAD tanggal 21 Mei 1957, tidak ada pangkat Brigadir Jenderal. Saat itu pangkat perwira tinggi bintang satu disebut dengan Djenderal Major.[1]
Pada dekade 1950-an diterbitkan Peraturan Pemerintah[2] yang mengatur pangkat-pangkat militer dalam Angkatan Perang Republik Indonesia. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah pada tahun 1973,[3] tanda kepangkatan untuk ketiga angkatan (TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL) beserta Polri disetarakan. Namun sejak tahun 2001, Kepolisian Republik Indonesia dipisahkan dari TNI, dan menggunakan tanda kepangkatan tersendiri.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor 92/II/85 yang berlaku sejak 1 April 1985, terjadi perubahan yaitu golongan tamtama dibagi menjadi 2 anak golongan, yaitu Tamtama Kepala dan Tamtama.
Pada tanggal 11 Maret 1990, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah[4] yang salah satu isinya adalah menghapus pangkat Calon Perwira sebagai salah satu pangkat di atas Pembantu Letnan Satu dan pangkat Kopral Kepala dan Prajurit Kepala.
Tanggal 29 September 1997, pemerintah mengeluarkan kembali Peraturan Pemerintah[5] yang menyempurnakan peraturan pemerintah sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun tanggal 11 Maret 1990. Pada peraturan pemerintah yang baru ini, ditambahkan pangkat kehormatan perwira tinggi pada masing angkatan yaitu Jenderal Besar untuk Angkatan Darat, Laksamana Besar untuk Angkatan Laut dan Marsekal Besar untuk Angkatan Udara. Pangkat kehormatan ini tidak membawa konsekuensi wewenang dan tanggung jawab dalam hirarki keprajuritan.

Jenjang dan nama pangkat

Jenjang dan tanda pangkat pertama kali diatur dalam Maklumat Kepala Markas Besar Umum TKR Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo pada tanggal 5 November 1945 di Yogyakarta.[6] Jenjang kepangkatan Tentara Nasional Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan.

Periode 1945 - 1957

Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan yang sama dengan setiap angkatan pada tingkat yang sama.[7]
Jenjang TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Laut TNI Angkatan Udara
Perwira tinggi Djenderal Laksamana I Laksamana Udara
Letnan Djenderal Laksamana II Laksamana Muda Udara
Djenderal Major Laksamana III Komodor Udara
Perwira menengah Kolonel Kolonel Laut Komodor Muda Udara
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Laut Opsir Udara I
Mayor Mayor Laut Opsir Udara II
Perwira pertama Kapten Kapten Laut Opsir Udara III
Letnan I Letnan Laut Opsir Muda Udara I
Letnan II Letnan Muda Laut Opsir Muda Udara II
Bintara Pembantu Letnan Adjudan Opsir Muda Udara III
Sersan Major Sersan Major Sersan Major
Sersan Sersan Sersan
Bawahan Kopral Kopral Kopral
Pradjurit I Kelasi I Pradjurit I
Pradjurit II Kelasi II Pradjurit II

Periode 1957 - 1973

Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan yang berbeda dengan setiap angkatan pada tingkat yang sama. Pada periode ini ditambah pangkat baru pada perwira tinggi yaitu Brigadir Jenderal.[8] Kepangkatan pada periode ini dimulai pada tanggal 22 Juni 1957, sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1957.
Jenjang TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Laut TNI Angkatan Udara
Perwira tinggi Jenderal Laksamana Laksamana Udara
Letnan Jenderal Laksamana Madya Laksamana Madya Udara
Jenderal Major Laksamana Muda Laksamana Muda Udara
Brigadir Jenderal Komodor Komodor Udara
Perwira menengah Kolonel Kolonel Laut Kolonel Udara
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Laut Letnan Kolonel Udara
Mayor Mayor Mayor Udara
Perwira pertama Kapten Kapten Kapten Udara
Letnan I Letnan Letnan Udara I
Letnan II Letnan Muda Letnan Udara II
Bintara Pembantu Letnan I Pembantu Letnan Letnan Muda Udara I
Pembantu Letnan Calon Perwira
Pembantu Letnan II Ajudan Letnan Muda Udara II
Sersan Major Sersan Major I Sersan Major Udara
Sersan Mayor II
Sersan Kepala Sersan I Sersan Udara I
Sersan I
Sersan II Sersan II Sersan Udara II
Prajurit Kopral Kepala Kopral Kopral Udara I
Kopral I
Kopral II Kopral Udara II
Prajurit Kader Kelasi I Prajurit Udara I
Prajurit I
Prajurit II Kelasi II Prajurit Udara II
Kelasi III

Periode 1973 - 1990

Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan tingkatan yang sama pada setiap angkatan. Mulai periode ini nama pangkat perwira tinggi pada Angkatan Udara diganti menjadi Marsekal, nama pangkat Komodor dihilangkan dan Jenderal Major diubah menjadi Mayor Jenderal. Mulai saat ini, di belakang setiap nama pangkat perwira tinggi ditambahkan kata TNI. Nama pangkat untuk Korps Marinir TNI Angkatan Laut mengikuti nama pangkat seperti pada TNI Angkatan Darat, dan ditambahkan dengan kata (Mar). Kepangkatan pada periode ini dimulai pada tanggal 21 Mei 1973, sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1973.
Jenjang TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Laut TNI Angkatan Udara
Perwira tinggi Jenderal Laksamana Marsekal
Letnan Jenderal Laksamana Madya Marsekal Madya
Mayor Jenderal Laksamana Muda Marsekal Muda
Brigadir Jenderal Laksamana Pertama Marsekal Pertama
Perwira menengah Kolonel Kolonel Kolonel
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Letnan Kolonel
Mayor Mayor Mayor
Perwira pertama Kapten Kapten Kapten
Letnan Satu Letnan Satu Letnan Satu
Letnan Dua Letnan Dua Letnan Dua
Bintara tinggi Calon Perwira Calon Perwira Calon Perwira
Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu
Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua
Bintara Sersan Mayor Sersan Mayor Sersan Mayor
Sersan Kepala Sersan Kepala Sersan Kepala
Sersan Satu Sersan Satu Sersan Satu
Sersan Dua Sersan Dua Sersan Dua
Tamtama Kopral Satu Kopral Satu Kopral Satu
Kopral Dua Kopral Dua Kopral Dua
Prajurit Satu Kelasi Satu Prajurit Satu
Prajurit Dua Kelasi Dua Prajurit Dua

Periode 1990 - 1997

Mulai periode ini ada penambahan dan pengurangan jenjang pangkat baru pada masing-masing angkatan. Pangkat Calon Perwira dihilangkan. Pangkat yang ditambahkan adalah Kopral Kepala dan Prajurit Kepala. Jenjang pangkat pada periode ini berlaku mulai tanggal 11 Maret 1990 berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1990.
Jenjang TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Laut TNI Angkatan Udara
Perwira tinggi Jenderal Laksamana Marsekal
Letnan Jenderal Laksamana Madya Marsekal Madya
Mayor Jenderal Laksamana Muda Marsekal Muda
Brigadir Jenderal Laksamana Pertama Marsekal Pertama
Perwira menengah Kolonel Kolonel Kolonel
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Letnan Kolonel
Mayor Mayor Mayor
Perwira pertama Kapten Kapten Kapten
Letnan Satu Letnan Satu Letnan Satu
Letnan Dua Letnan Dua Letnan Dua
Bintara tinggi Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu
Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua
Bintara Sersan Mayor Sersan Mayor Sersan Mayor
Sersan Kepala Sersan Kepala Sersan Kepala
Sersan Satu Sersan Satu Sersan Satu
Sersan Dua Sersan Dua Sersan Dua
Tamtama kepala Kopral Kepala Kopral Kepala Kopral Kepala
Kopral Satu Kopral Satu Kopral Satu
Kopral Dua Kopral Dua Kopral Dua
Tamtama Prajurit Kepala Kelasi Kepala Prajurit Kepala
Prajurit Satu Kelasi Satu Prajurit Satu
Prajurit Dua Kelasi Dua Prajurit Dua

Periode 1997 - sekarang

Mulai periode ini ditambahkan pangkat kehormatan diatas perwira tinggi pada setiap angkatan yaitu Jenderal Besar, Laksamana Besar dan Marsekal Besar. Periode ini mulai berlaku sejak tanggal 29 September 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1997.
Jenjang TNI Angkatan Darat TNI Angkatan Laut TNI Angkatan Udara
Pangkat kehormatan Jenderal Besar Laksamana Besar Marsekal Besar
Perwira tinggi Jenderal Laksamana Marsekal
Letnan Jenderal Laksamana Madya Marsekal Madya
Mayor Jenderal Laksamana Muda Marsekal Muda
Brigadir Jenderal Laksamana Pertama Marsekal Pertama
Perwira menengah Kolonel Kolonel Kolonel
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Letnan Kolonel
Mayor Mayor Mayor
Perwira pertama Kapten Kapten Kapten
Letnan Satu Letnan Satu Letnan Satu
Letnan Dua Letnan Dua Letnan Dua
Bintara tinggi Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Satu
Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua Pembantu Letnan Dua
Bintara Sersan Mayor Sersan Mayor Sersan Mayor
Sersan Kepala Sersan Kepala Sersan Kepala
Sersan Satu Sersan Satu Sersan Satu
Sersan Dua Sersan Dua Sersan Dua
Tamtama kepala Kopral Kepala Kopral Kepala Kopral Kepala
Kopral Satu Kopral Satu Kopral Satu
Kopral Dua Kopral Dua Kopral Dua
Tamtama Prajurit Kepala Kelasi Kepala Prajurit Kepala
Prajurit Satu Kelasi Satu Prajurit Satu
Prajurit Dua Kelasi Dua Prajurit Dua

Tanda pangkat

Tanda pangkat Tentara Keamanan Rakyat

Kepala Staf Umum TKR, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, dengan pangkat di kerah baju
Kepala Staf Umum TKR, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, dengan pangkat di kerah baju
Jenjang dan tanda pangkat yang tercantum adalah yang dipakai pada saat awal pembentukan TKR hingga terbentuknya TNI dan digunakan pada kerah baju. Tanda pangkat ini dipakai untuk barisan TKR khususnya angkatan darat.[1] Untuk TKR laut dan TKR jawatan penerbangan digunakan tanda pangkat yang berbeda.

Tanda pangkat Tentara Nasional Indonesia

Tanda pangkat yang tercantum adalah yang dipakai saat ini sejak diberlakukannya peraturan pemerintah terbaru pada tahun 1997. Tanda pangkat dibagi tiga macam berdasarkan kegunaan pakaian seragam yaitu pakaian dinas upacara (PDU), pakaian dinas harian (PDH) dan pakaian dinas lapangan (PDL). Penempatan tanda pangkat pada pakaian dinas upacara dan pakaian dinas harian untuk jenjang bintara tinggi hingga pangkat kehormatan ditempatkan di pundak kemeja, sedangkan untuk jenjang tamtama dan bintara ditempatkan pada lengan baju. Untuk pakaian dinas lapangan, tanda pangkat ditempatkan pada kerah baju untuk jenjang bintara tinggi hingga perwira, sedangkan untuk bintara hingga tamtama tetap ditempatkan pada lengan baju.
Warna dasar strip pangkat bintara adalah kuning sedangkan warna dasar strip pangkat tamtama adalah merah untuk TNI-AD dan TNI-AU, biru untuk TNI-AL termasuk Korps Marinir. Untuk Korps Marinir nama pangkat mengikuti nama pangkat TNI Angkatan Darat, tetapi tanda pangkat tetap mengikuti tanda pangkat TNI Angkatan Laut.

 

Pesawat terbang

Pesawat bersayap dua, Fairey Swordfish II.
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri[1]. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.mperatur pada lokasi tertentu. Prinsip CFD adalah metode penghitungan yang pengkhususkan pada fluida, dimana sebuah kontrol dimensi, luas serta volume dengan memanfaatkan komputasi komputer maka dapat dilakukan perhitungan pada tiap-tiap elemennya.
Hal yang paling mendasar mengapa konsep CFD banyak sekali digunakan dalam dunia industri adalah dengan CFD dapat dilakukan analisa terhadap suatu sistem dengan mengurangi biaya eksperimen dan tentunya waktu yang panjang dalam melakukan eksperimen tersebut atau dalam proses design engineering tahap yang harus dilakukan menjadi lebih pendek. Hal lain yang mendasari pemakaian konsep CFD adalah pemahaman lebih dalam mengenai karakteristik aliran fluida dengan melihat hasil berupa grafik, vektor, kontur bahkan animasi.

Software – software pada Computional Fluid Dinamic

Computional Fluid Dinamic memiliki banyak software–software bantu untuk menyelesaikan permasalahan–permasalahan dalam dinamika fluida, diantaranya Solidwork, Exceed, GAMBIT dan program-program CAD/CAE, seperti; AutoCad, CATIA, NASTRAN, ProEngineering, dan lain-lain. Pada analisis ini digunakan software Solidwork. Solidwork dipilih karena memiliki keunggulan–keunggulan dibandingkan dengan software–software lain,diantaranya :
  • Graphic User Interface / tampilan dan fitur-fiturnya lebih menarik, juga penanganannya lebih mudah.
  • Relatif lebih ringan ketika dijalankan di komputer, dalam artian tidak memerlukan memori komputer yang terlalu besar.
  • Lebih banyak model yang dapat dibuat di Solidwork.

Tahapan kerja pada CFD

Sebelum analisa dalam CFD dilaksanakan, terlebih dahulu dibuat desain awal benda yang akan disimulasikan. Disini benda yang akan disimulasikan adalah airfoil NACA 2412 yang digunakan pada sayap pesawat model tipe glider dan akan disimulasikan dengan software solidwork agar lebih mudah dan cepatdalam pembuatannya. Selain itu, perangkat lunak ini juga disertai dengan fasilitas pendukung untuk menganalisa dan mensimulasikan gerakan, diantaranya :
  • Cosmoswork digunakan untuk menganalisa kecepatan, tekanan, tegangan, frekuensi, tekanan, suhu dan sebagainya.
  • Cosmosmotion digunakan untuk membuat gerakan dari benda, membuat simulasi serta menganimasikannya. Selain itu, Cosmosmotion juga dapat menganalisa beban untuk kasus analisa struktur.
  • Cosmosflowork digunakan untuk menganalisa aliran fluida baik dalam maupun luar, tekanan, kecepatan dan sebagainya.

Kategori dan klasifikasi pesawat udara

Lebih berat dari udara

Pesawat udara yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat terbang/pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston (dengan baling-baling) atau mesin turbin (jet atau turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan.

Lebih ringan dari udara

Sebuah balon udara.
Pesawat udara yang lebih ringan dari udara disebut aerostat, yang masuk dalam kategori ini adalah balon dan kapal udara. Aerostat menggunakan gaya apung untuk terbang di udara, seperti yang digunakan kapal laut untuk mengapung di atas air. Pesawat udara ini umumnya menggunakan gas seperti helium, hidrogen, atau udara panas untuk menghasilkan gaya apung tersebut. Perbedaaan balon udara dengan kapal udara adalah balon udara lebih mengikuti arus angin, sedangkan kapal udara memiliki sistem propulsi untuk dorongan ke depan dan sistem kendali.

Album Animasi Pesawat udara

Album Pesawat tak berawak

Album Pesawat Angkasa satelit robotik tak berawak

Album Pesawat Supersonik

Album Pesawat vertikal lepas landas dan mendarat VTOL


 

Mengenal Jenis Truk di indonesia

Truk merupakan sebuah kendaraan transportasi yang juga masuk kategori alat berat. Truk adalah kendaraan angkutan jalan raya dengan spesifikasi tertentu yang dipergunakan untuk mengangkut barang dalam ukuran besar dan berat. Sebagai kendaraan berat, truk harus memenuhi persyaratan dalam rancang bangun sesuai dengan sertifikat rancang bangunnya.  Dengan demikian, ketika menentukan karoseri untuk sebuah truk tidak bisa sembarangan. Hal ini diatur dengan mempertimbangkan masalah keselamatan baik pengendara, barang yang dibawa maupun sesame pengendara di jalan raya.
Truk sebagai alat angkut memiliki daya angkut maksimal yang diijinkan. Daya angkut setiap truk dipertimbangkan berdasarkan beberapa variabel antara lain kekuatan ban, jumlah ban, muatan sumbu, jumlah sumbu dan daya dukung jalan. Maka jika daya dukung jalan sebuah truk memungkinkan, maka daya angkut maksimal truk semakin bertambah sesuai dengan jumlah sumbu. Semakin banyak jumlah sumbunya, semakin besar pula daya angkutnya.
Sebagai alat angkut, truk dianggap lebih ekonomis dan efisien dalam memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Adapaun  jenis truk yang terdapat di Indonesia ialah
  • Truk tangki
Jenis truk yang satu ini biasa digunakan untuk mengangkut benda – benda cair seperti air, cairan kimia, bahan bakar minyak hingga bahan jens gas. Kendaraan ini biasa digunakan perusahaan atau industri. Untuk menjaga kestabilan truk, ban yang digunakan pada kendaraan atau alat berat ini cukup banyak dan besar. Bagian dalam tangki bahkan dibagi ke dalam beberapa kompartemen yang dipisahkan dengan sekat – sekat untuk menjaga kestabilan truk. Daya angkut truk tangki bervariasi dari beberapa ribu liter hingga puluhan ribu liter. Untuk mesin biasanya truk jenis ini mengusung mesin yang bertenaga sedang. Truk tangki juga biasanya dikemudikan dengan hati – hati dengan kecepatan tak lebih dari 80 km/jam.
  • Truk boks
Jenis truk di Indonesia ini sering dipakai untuk bisnis ekspedisi, distribusi serta pengiriman barang antar daerah. Truk ini hadir dengan suatu box yang biasanya terbuat dari baja atau aluminium di bagian belakang. Dengan adanya box ini, barang yang dikirim akan terlindung dari hujan dan angin hingga tangan – tangan jahil. Truk ini ada yang model sedang dan model kecil tergantung kebutuhan perusahaan. Truk ini memiliki mesin yang bertenaga dan dipacu kecepatan tinggi untuk mengejar target pengiriman barang.
  • Truk Tronton
Jenis truk berikutnya terbilang memiliki dimens yang besar. Sesuai dengan ukurannya yang besar, truk ini biasa dipakai untuk mengangkut  barang – barang dengan bobot hingga ratusan ton. Saat ini, ada pula truk tronton dengan ukuran sedang. Beberapa truk tronton dengan bak besi memiliki sistem hidrolik untuk memudahkan bongkar muat. Untuk dimensi yang lebih besar, ada pula jenis dump truk. Dump truk biasa digunakan diarea pertambangan, Kapasitas angkut dump truk bisa mencapai ratusan ton karena mengangkut barang tambang. Karena kinerjanya yang berat, maka mesin pun sangat bertenaga.
  • Truk peti kemas
Jenis truk di Indonesia ini bisa disebut juga truk trailer. Truk ini dirancang untuk menarik barang bukan mengangkut barang. Truk ini biasanya hanya berupa kepala truk dengan tambahan gandengan boks peti kemas dibagian belakang. Truk ini memiliki dimensi cukup panjang. Truk ini menjadi kendaraan logistik yang banyak dipilih berbagai perusahaan.
Jenis truk di Indonesia tersebut menjadi alat transportasi dan alat angkut yang sering ditemui atau digunakan. Semoga ini bermanfaat.

 

Truk

Truk adalah sebuah kendaraan bermotor untuk mengangkut barang, disebut juga sebagai mobil barang. Dalam bentuk yang kecil mobil barang disebut sebagai pick-up, sedangkan bentuk lebih besar dengan 3 sumbu, 1 di depan, dan tandem di belakang disebut sebagai truk tronton, sedang yang digunakan untuk angkutan peti kemas dalam bentuk tempelan disebut sebagai truk trailer.

Daya angkut

Daya angkut truk tergantung kepada beberapa variabel, diantaranya jumlah ban, jumlah sumbu/ konfigurasi sumbu, muatan sumbu, kekuatan ban, daya dukung jalan. Pada daftar berikut ditunjukkan hubungan antara daya angkut dengan konfigurasi sumbu truk.
Konfigurasi Sumbu Jumlah Sumbu Jenis JBI Kelas II JBI Kelas III Jumlah Ban
1 - 1 2 Truk Engkel Tunggal 12 ton 12 ton 4
1 - 2 2 Truk Engkel Ganda 16 ton 14 ton 6
1.1 - 2 3 Truk Trintin 18 ton 16 ton 8
1 - 2.2 3 Truk Tronton 22 ton 20 ton 10
1.1 - 2.2 4 Truk Trinton 30 ton 26 ton 12
1 - 2 - 2.2 4 Truk Trailer Engkel 34 ton 28 ton 14
1 - 2 - 2.2.2 1 - 2.2 - 2.2
5 Truk Trailer Engkel Truk Trailer Tronton
40 ton 32 ton 18
1 - 2.2 - 2.2.2 6 Truk Trailer Tronton 43 ton 40 ton 22

 

Sejarah ban

Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri pada tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.[1]
Pada tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada waktu itu disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga Thomson dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William Erskine Bartlett menemukan ban luar.[2]

Jenis-jenis Ban

Ban Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.[3]

Ban Radial

Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.[4]

Ban tanpa tube

Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990.[5] Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam.[6]

Bagian-bagian ban

  • Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.
  • Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
  • Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
  • Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada velg.[7]

Kode ban

Ukuran ban

Kode ban
Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:[8] " 205 / 55 /ZR16 "
Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
205 : Lebar telapak ban (mm)
55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban
ZR : kode limit kecepatan
16 : diameter velg ( inch )

Kode kecepatan ban

Kode[9] Kecepatan (Km/Jam)
B 50
C 60
D 65
E 70
F 80
G 90
J 100
K 110
L 120
M 130
N 140
P 150
Q 160
R 170
S 180
T 190
H 210
U 200
V 240
W 270
Y >300

Indeks Beban

Kode[10] Beban Maksimum (Kg)
30 106
31 109
32 112
33 115
34 118
35 121
36 125
37 128
38 132
39 136
40 140
41 145
42 150
43 155
44 160
45 165
46 170
47 175
48 180
62 265
63 272
64 280
66 300
68 315
70 335
73 365
75 387
80-89 450-580
90-100 600-800

Keamanan

Batas keausan
Orang yang sedang memasang ban dan velg ke mobil
Ban seperti bagian kendaraan yang lainnya pasti akan mengalami kerusakan maupun keausan. Pertama yang harus diperhatikan adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Seandainya kedalaman alurnya kurang dari 1,6 milimeter dari permukaan atas baris TWI, itu tandanya ban kendaraan sudah harus diganti.[11] Selain itu ban yang kempes akan membahayakan keamanan pengendara, karena bisa menyebabkan kehilangan kontrol serta mengakibatkan kecelakaan fatal. Menjaga tekanan udara ban bukan hanya untuk keamanan berkendaraan saja, tetapi juga membuat kendaraan lebih bersahabat dengan alam karena mengurangi biaya dan konsumsi bahan bakar. Kendaraan dengan ban yang kempes menyebabkan mesin harus bekerja keras, sehingga semakin besar pula gas buangan yang dihasilkan.[12]

Kerusakan Ban

Shock CBU

Ban yang mengalami rusak
Shock CBU adalah peristiwa terputusnya benang - benang konstruksi ban pada posisi samping ban yang disebabkan oleh terbenturnya ban dengan keras. Shock CBU paling potensial terjadi akibat jalan yang rusak, cara mengemudi yang kasar dan ceroboh. [13]

 

Ban

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.


 

Daftar merek mobil

Dewasa ini, cukup banyak jenis-jenis dan merek-merek mobil yang beredar di pasaran dunia. Terutama sejak Henry Ford memperkenalkan industri mobil massal yang memungkinkan produksi mobil lebih banyak dalam waktu satu hari dengan memperkenalkan sistem ban berjalan dalam proses produksinya sehingga memungkinkan murahnya harga mobil dipasar konsumen dan semakin terjangkau. Terlebih lebih banyak pabrikan yang memperkenalkan konsep mobil rakyat.
Model-model yang diproduksi semakin beragam sesuai dengan tuntutan kebutuhan konsumen, fungsi dan kegunaan bahkan gaya hidup. Diawali dengan produksi mobil model T yang dilakukan Henry Ford sehingga menjadi mobil rakyat pada masanya khususnya di Amerika Serikat sampai mobil model mutakhir masa kini yang mengadopsi sistem pesawat terbang baik teknologi sampai sistem keamanannya.
Berikut ini adalah merek-merek mobil terkenal di dunia
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

A

Abarth | Acura | Alfa Romeo | AMC | Aston Martin | Autobianchi | Audi | Austin

B

Bentley | BAW | BMW | Bugatti | Buick | BYD

C

Cadillac | Caterham | Chang'an | Chery | Chevrolet | Cizeta | Chrysler | Citroën

D

DAF | Daihatsu | Daimler AG | GM Daewoo | DeLorean Motor | De Tomaso | Dodge | Dongfeng | DeSoto | Datsun| Dacia

E

Esemka

F

FAW | Ferrari | Fiat | Fisker Automotive | Ford | Foton | Fargo

G

GAZ | Geely | General Motors | Great Wall | Grup Volkswagen | GMC | GEA

H

Hindustan | Hino | Holden | Honda | Hummer | Hyundai

I

Infiniti | Isuzu | Iveco | Izhmash | Inokom |

J

Jaguar | Jeep

K

Kia Motors | Kamaz | Koenigsegg | Kancil

L

Lada | Lamborghini | Lancia | Land Rover | Lexus | Lincoln | Lotus

M

Maruti Suzuki | Mahindra & Mahindra Limited | Maserati | Maybach | Mazda | Mercedes-Benz | Mercury | MG | Mini |Mitsubishi | Morgan | Morris | Marmon | Marussia Motors

N

Nash | Nissan | Noble | NSU|Nissan Diesel

O

Oldsmobile | Opel | OSCA

P

Pagani | Panoz | Peugeot | Plymouth | Pontiac | Porsche | Premier | Proto | Proton | Puch | Perodua |

Q

R

Ram | Renault | Renault-Samsung | Rolls-Royce | Rover | RUF

S

Saab | Saehan | Saleen | Saturn | Sbarro | Scania AB | Scion | SEAT | Shelby | Škoda | Smart | Spyker | SsangYong | Steyr | Subaru | Suzuki | Standard Motor | SRT

T

Tata | Tesla | Timor | Texmaco | Toyota | TVR |

U

UAZ| UD Trucks

V

Vauxhall | Vector | Volkswagen | Volvo

W

Westfield

Y

Yamaha |

Z

Zagato | Zastava | ZiL | Zenvo |