Powered By Blogger

Sabtu, 29 November 2014

Kandungan zat kimia dalam air hujan
Utamanya H2O, mencapai 99.9 persen massa. Sisanya bisa bermacam-macam, dari asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam lainnya yang bisa berasal dari industri atau gunung berapi. Bisa juga karbon dalam bentuk abu ringan (fly ash) yang berasal dari industri atau gunung berapi. Bisa juga silika, yang merupakan debu yang berasal dari gurun seperti gurun sahara. Jadi, banyak faktor yang mempengaruhi, terutama lokasi kejadian hujan dan arah angin.
Mengapa bisa ada silika dan fly ash? Umumnya keduanya adalah debu yang mengikat molekul-molekul air sehingga terjadi hujan. Ingat, hujan berasal dari proses presipitasi, bukan pengembunan. Presipitasi adalah proses pengikatan banyak molekul-molekul di permukaan molekul lain sehingga terbentuk molekul yang dipusatnya terdapat molekul asing. Fenomena ini juga sudah dipelajari dan terjadi di dalam freezer kamu (jika punya freezer).
Jika hujan terjadi di lingkungan yang bersih, massa pengotor itu terlampau sedikit, biasanya tidak berpengaruh pada lingkungan. Akan menjadi masalah jika pengotor tertentu (seperti senyawa asam), terdapat dalam jumlah besar. Silika tidak pernah berada dalam jumlah besar di hujan, namun fly ash masih mungkin.
Untuk mengetahui hal tersebut, kamu bisa mengukur pH air hujan yang jatuh di daerah kamu. Jika pHnya rendah, maka banyak senyawa asam yang terlibat. Dan saya kira saat ini akan sulit sekali mencari air hujan dengan pH tepat 7.0, di mana itu adalah pH air murni. Fly ash sulit dideteksi karena mudah larut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar