Kandungan zat kimia dalam air hujan
Utamanya H2O, mencapai 99.9 persen massa. Sisanya bisa
bermacam-macam, dari asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam lainnya
yang bisa berasal dari industri atau gunung berapi. Bisa juga karbon
dalam bentuk abu ringan (fly ash) yang berasal dari industri atau gunung
berapi. Bisa juga silika, yang merupakan debu yang berasal dari gurun
seperti gurun sahara. Jadi, banyak faktor yang mempengaruhi, terutama
lokasi kejadian hujan dan arah angin.
Mengapa bisa ada silika dan
fly ash? Umumnya keduanya adalah debu yang mengikat molekul-molekul air
sehingga terjadi hujan. Ingat, hujan berasal dari proses presipitasi,
bukan pengembunan. Presipitasi adalah proses pengikatan banyak
molekul-molekul di permukaan molekul lain sehingga terbentuk molekul
yang dipusatnya terdapat molekul asing. Fenomena ini juga sudah
dipelajari dan terjadi di dalam freezer kamu (jika punya freezer).
Jika hujan terjadi di lingkungan yang bersih, massa pengotor itu
terlampau sedikit, biasanya tidak berpengaruh pada lingkungan. Akan
menjadi masalah jika pengotor tertentu (seperti senyawa asam), terdapat
dalam jumlah besar. Silika tidak pernah berada dalam jumlah besar di
hujan, namun fly ash masih mungkin.
Untuk mengetahui hal
tersebut, kamu bisa mengukur pH air hujan yang jatuh di daerah kamu.
Jika pHnya rendah, maka banyak senyawa asam yang terlibat. Dan saya kira
saat ini akan sulit sekali mencari air hujan dengan pH tepat 7.0, di
mana itu adalah pH air murni. Fly ash sulit dideteksi karena mudah
larut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar